29/07/19

BAHAYA NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya, istilah lain dari Narkoba adalah NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Narkoba atau NAPZA adalah senyawa yang menimbulkan kecanduan bagi pemakainya. Lalu bagaimana cara kerja Narkotika mempengaruhi otak manusia? Simaklah Penjelasan berikut!

sumber : sw250.wordpress.com/2016/03/20/6-facts-about-substance-abuse/

Narkotika bekerja pada otak, narkotika mengubah suasana perasaan, cara berpikir, kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah sebabnya narkotika disebut zat psikoaktif.

Ada beberapa macam pengaruh narkotika pada kerja otak. Seperti menghambat kerja otak, yang disebut depresansia, sehingga kesadaran menurun dan timbul kantuk. Contoh golongan opioida (candu, morfin, heroin, petidin), obat penenang (sedativa dan hipnotika) seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan alkohol.

Narkotika berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan, yang disebut sistem limbus: Hipotalamus pusat kenikmatan pada otak adalah bagian dari sistem limbus.
Narkotika juga dapat memacu kerja otak atau disebut stimulan, sehingga timbul rasa segar dan semangat, percaya diri meningkat, hubungan dengan orang lain menjadi akrab, akan tetapi menyebabkan tidak bisa tidur, gelisah, jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contoh amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam tembakau.

Ada pula narkotika yang menyebabkan khayal, disebut halusinogen. Contoh LSD. Ganja menimbulkan berbagai pengaruh, seperti berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat digolongkan sebagai halusinogenika. Dalam sel otak terdapat bermacam-macam zat kimia yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps).

Sejumlah neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkotika. Semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam terjadinya ketergantungan adalah dopamin.
penyalahgunaan narkotika memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf. Pertama, gangguan saraf sensorik, di mana ada rasa kebas, penglihatan buram hingga bisa menyebabkan kebutaan. Kasus kebutaan akibat penggunaan narkotika sudah pernah saya temukan kasusnya.

Kedua, gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki melalui gerak motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di luar kesadarannya. “Misalnya saat mabuk, mengganggu orang, berkelahi dan sebagainya.

Ketiga, gerakan gangguan saraf motorik. Gerakan tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya. “Orang lagi on, kepalanya goyang-goyang sendiri, pengaruh narkotika hilang, baru berhenti.

Keempat, gangguan saraf vegetatif yakni terkait bahasa yang keluar di luar kesadaran.

Tak hanya itu, di otak juga narkotika menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak menggunakannya. Dalam jangka panjang secara perlahan bisa merusak sistem saraf di otak mulai dari ringan hingga permanen. Saat penggunaan narkotika, muatan listrik dalam otak berlebihan, jika ini sudah kecanduan, maka lama-lama kelamaan saraf bisa rusak.

Yang terjadi pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Jika mengonsumsi narkotika , otak membaca tanggapan orang itu. Jika merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan kesan menyenangkan.

Otak merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai kebutuhan pokok. Terjadi kecanduan atau ketergantungan. Dalam keadaan ketergantungan, pecandu merasa sangat tidak nyaman dan kesakitan. Untuk mendapatkan narkotika , dia akan melakukan segala cara seperti mencuri, bahkan membunuh.

Pada ketergantungan, orang harus senantiasa memakai narkotika , jika tidak, timbul gejala putus zat, jika pemakaiannya dihentikan atau jumlahnya dikurangi. Gejalanya bergantung jenis narkotika yang digunakan. Gejala putus opioida (heroin) mirip orang sakit flu berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri, nyeri otot, mual, muntah, diare, dan sulit tidur. Narkotika juga mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain, seperti jantung, paru-paru, hati dan sistem reproduksi, sehingga dapat timbul berbagai penyakit.

Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari oleh pemakai narkotika , harus dibayar mahal oleh dampak buruknya, seperti ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman, rusaknya kehidupan moral, putus sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan dirinya.

Mengonsumsi narkotika secara terus-menerus menyebabkan peningkatan toleransi tubuh sehingga pemakai tidak dapat mengontrol penggunaannya dan cenderung untuk terus meningkatkan dosis pemakaian sampai akhirnya tubuhnya tidak dapat menerima lagi. Ini yang disebut overdosis.

Saraf merupakan salah satu organ penting pada manusia yang mengatur sistem tubuh. Jika ia mengalami kerusakan maka bisa menyebabkan kecacatan yang permanen dan sulit untuk diperbaiki. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi narkotika, karena sangat berbahaya bagi kesehatan. 
(sumber: news.okezone.com/read/2016/09/19/542/1493119/begini-cara-narkotika-merusak-otak-manusia)












29/01/16

HASIL KARYA SISWA-SISWI SMA NEGERI 7 KENDARI

A. HASIL KARYA MEMANFAATKAN SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH B. HASIL KARYA MEDIA PEMBELAJARAN DARI PEMANFAATN LIMBAH SEKOLAH C. PEMBUATAN BIOPORI D. PEMBUATAN GREEN HOUSE

24/01/16

SMA Negeri 7 Kendari Siap Mengikuti ADIWIYATA

SMA Negeri 7 Kendari terletak di Kota Kendari tepatnya di Kel. Wawombalata Kecamatan Mandonga, dengan luas lahan 11500 m2.SMA Negeri 7 Kendari dalam melaksanakan Kegiatan PBM di sokong oleh 51 orang PTK dengan rincian 7 orang Tenaga Administrasi dan 44 orang guru, dengan kualifikasi pendidikan rata-rata S1. Pada tahun ajaran 2015/2016 memiliki 18 rombel dengan jumlah siswa 424 siswa. Dengan segala potensi yang dimiliki pada tahun ini siap mengikuti kegiatan adiwiyata dengan melakukan berbagai persiapan, untuk memenuhi keiteria penilaian adiwiyata. Persiapan dilakukan dengan segenap warga sekolah yang saling bahu membahu menatap asah memperoleh adiwiyata tingkat kota,adapun persiapan yang dilakukan adalah pembuatan kebun toga, Green house, dan pembenahan-pembenahan lainnya yang sifatnya memperbaiki fasilitas yang telah ada.

25/06/13